Bisnis

Semangat filantropi para taipan melawan pandemi

Gotong royong para konglomerat harus dikoordinasi agar bantuan merata.

Jumat, 10 April 2020 18:07

Tujuh dekade silam, tepat pada tanggal 29 Mei 1945, Dr. K.R.T Radjiman yang baru saja dilantik sebagai Ketua Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) bertanya di hadapan para peserta Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).

“Apa dasar negara Indonesia jika kelak berdiri?”

Pertanyaan itu kemudian disambut hangat oleh tiga bapak bangsa Indonesia, Moh Yamin, Dr. Soepomo dan Ir. Soekarno. Moh Yamin lantas memaparkan rancangan gagasan negara Indonesia merdeka yang kemudian disebut sebagai Asas dan Dasar Negara Kebangsaan Republik Indonesia. Lalu disusul oleh Dr. Soepomo pada 31 Mei 1945 dengan gagasan yang tidak jauh berbeda.

Kemudian pada 1 Juni 1945, barulah giliran Ir. Soekarno mengemukan gagasannya terkait pertanyaan tersebut. Ada lima gagasan yang diusung Soekarno, yakni kebangsaan, internasionalisme, mufakat, kesejahteraan sosial, dan ketuhanan. Lima gagasan inilah yang kemudian menjadi cikal bakal ideologi bangsa, Pancasila.

Soekarno lantas merampingkan lima gagasan itu menjadi hanya tiga, yaitu sosio-nasionalisme, socio-demokratik, dan ketuhanan. Pada akhirnya tiga gagasan itu dirampingkan oleh Soekarno menjadi hanya satu, yaitu gotong-royong.

Fajar Yusuf Rasdianto Reporter
Kartika Runiasari Editor

Tag Terkait

Berita Terkait