Pemenuhan kebutuhan kedelai didominasi dari impor mencapai 90%.
Kementerian Perdagangan (Kemendag) memproyeksikan harga kedelai masih akan terus mengalami kenaikan. Akibatnya, harga tahu dan tempe kemungkinan juga akan mengalami penyesuaian harga.
Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Oke Nurwan.
Dia menjelaskan harga kedelai akan cenderung tinggi mengikuti harga internasional. Di sisi lain, pemenuhan kebutuhan kedelai didominasi dari impor mencapai 90%.
"Kedelai dari impor, sehingga kemarin Kementerian Perdagangan sudah bicara dengan importir yang hampir saja hentikan importasi karena harga kedelai tinggi dan khawatir tidak dibeli oleh pengrajin tahu tempe," tuturnya dalam diskusi "Antisipasi Ketersediaan Pangan saat Ramadan dan Idulfitri," Jumat (18/3) malam.
Oke mengatakan, pihaknya yakin jika para importir akan tetap menjaga ketersediaan kedelai. Di mana kebutuhan kedelai mencapai 200.000 hingga 240.000 ton per bulannya. Saat ini, pemerintah sudah mendapatkan kepastian dari importir yang menyatakan tetap menyediakan pasokan kedelai.
"Sebanyak 150.000 pengrajin tahu tempe tergantung bahan baku tersebut. Pemerintah memberikan bantuan selisih harga dengan angka tertentu, yang akan mencoba berikan tingkat daya beli di pengrajin Rp11.000 per kg (kilogram)," jelasnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, pemerintah juga telah mengomunikasikan kepada publik kalau naiknya harga kedelai akan terus berlangsung hingga bulan puasa dan lebaran.
"Kenaikan terus terjadi, sehingga kami memberikan info ke masyarakat. Yaitu info penyesuaian harga tahu dan tempe sehingga pengrajin bisa meneruskan usahanya setelah ada kepastian pasokan dari importir dan intervensi pemerintah untuk kurangi beban pengrajin tahu tempe," tuturnya.
Dia menjelaskan, harga kedelai selama dua tahun periode pandemi mengalami kenaikan yang sangat besar hingga 92%. Menurutnya harga tertinggi kedelai sebelum pandemi sekitar US$345 per ton di awal Januari 2020.
Sementara saat memasuki periode pandemi, harga tertinggi mencapai US$617 per ton di bulan Maret 2022. Per tanggal 11 Maret 2022, kata Oke, harga sudah di posisi US$607 per ton.
"Maka dalam hal ini, untuk memastikan kelangsungan usaha tahu dan tempe, kami siapkan intervensi," lanjutnya.