Hanya ada 18,2% negara yang mencatatkan PMI manufakturnya ekspansif dan sekaligus menguat, termasuk di antaranya Indonesia.
Di tengah perekonomian dunia yang melambat, perkembangan ekonomi Indonesia terkini menunjukkan tanda-tanda positif yang menggembirakan. Peningkatan konsumsi rumah tangga dan aktivitas manufaktur yang terus berkembang telah menjaga Indonesia tetap mampu mencatatkan pertumbuhan yang relatif stabil dan berkelanjutan.
“Indonesia sendiri masih dalam posisi PMI yang ekspansif dan bahkan cenderung menguat yaitu 53,3,” terang Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati, dalam keterangan resminya, Jumat (11/8) secara online.
Di tengah kontraksi ekonomi dunia, hanya ada 18,2% negara yang mencatatkan PMI manufakturnya ekspansif dan sekaligus menguat, termasuk di antaranya Indonesia, India, Filipina dan Meksiko.
“Minggu lalu, BPS telah menyampaikan bahwa perekonomian Indonesia dalam posisi yang cukup baik. Pertumbuhan ekonomi kita di 5,17% kalau pakai satu digit berarti menjadi 5,2%. Ini di atas ekspektasi dari mayoritas para analis pasar yang memprediksikan perekonomian Indonesia akan tetap tumbuh namun tidak setinggi di 5,17. Ini artinya cukup baik,” lanjut Menkeu.
Menkeu melanjutkan, APBN terus bekerja untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia. Jika dilihat dari komposisi pertumbuhan ekonomi di kuartal kedua ini, konsumsi rumah tangga tumbuh dengan 5,2%. Ini lebih kuat dibandingkan Q1 yang 4,5%.