Amerika Serikat dan sebagian negara Eropa telah mengucurkan insentif dampak Covid-19.
Bank Indonesia (BI) menyatakan stimulus yang digelontorkan oleh negara-negara maju telah berhasil meningkatkan stabilitas pasar keuangan global.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menjelaskan stabilitas pasar keuangan itu dipicu oleh disetujuinya paket stimulus fiskal sebesar US$2 triliun oleh senat Amerika Serikat (AS) dan sebesar US$860 miliar di Jerman atau setara 10% dari Produk Domestik Bruto (PDB).
"Langkah-langkah stimulus fiskal di negara besar ini, memperkuat langkah-langkah yang dilakukan oleh bank sentral di negara-negara seluruh dunia," katanya dalam teleconference, Kamis (26/3).
Dia merinci, paket stimulus fiskal yang digelontorkan oleh AS tersebut dialokasikan sebesar US$100 miliar untuk kesehatan, US$350 miliar untuk UMKM, US$250 miliar untuk tenaga kerja, US$500 miliar untuk dunia usaha, dan sisanya untuk dana bantuan sosial (bansos).
Selain itu, lanjutnya, Bank Sentral Amerika atau Federal Reserve System (The Fed) juga telah memangkas suku bunga acuannya sebesar 100 basis poin (bps) atau mendekati 0%, untuk menjaga stabilitas pasar keuangan.