Jika CPO Indonesia dilarang ke Eropa, Inflasi di negara mereka.
Ketua Umum Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO) Gulat Manurung mengungkapkan, jika Uni Eropa (UE) menerapkan regulasi Deforestation Free Commodities (DR) dan mewajibkan setiap produk minyak sawit yang masuk pasar mereka harus bersertifikasi DR, maka selain berdampak pada petani sawit Indonesia, juga berdampak pada penduduk UE sendiri.
Dampak yang akan dirasakan penduduk UE menurut Gulat, akan mulai terasa pasca 2024, yaitu akan semakin mahalnya pangan berbahan baku minyak nabati sekaligus sulit memperoleh sumber energi dari minyak nabati. Dampak lainnya juga diperkirakan akan menyebabkan inflasi di negara-negara Eropa.
"Mereka akan terdampak juga dan akan menyebabkan inflasi di negara mereka. Mereka kan hidup 24 jam bersama minyak nabati, nah salah satunya adalah minyak nabati sawit. Jika sawit dipersulit, maka akan tergantung mereka dengan minyak nabati dari rapeseed, sun flower, kedelai, yang harganya lima kali lebih mahal dari minyak sawit," tutur Gulat saat dihubungi Alinea.id, Senin (20/3).
Gulat juga mengungkapkan, padahal pengimpor minyak sawit asal negara-negara UE khususnya, justru lebih suka membeli produk sawit yang tidak bersertifikasi karena harganya jauh lebih murah.
Di tengah ancaman UE menutup pasar impor mereka terhadap produk sawit dari Indonesia, pemerintah Indonesia telah melakukan strategi penyerapan domestik dengan B35.