Indonesia harus siap menghadapi dampak kebijakan tarif impor tinggi yang diterapkan Presiden AS Donald Trump.
Kebijakan tarif impor tinggi yang diberlakukan oleh Amerika Serikat (AS) telah memicu pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dan kenaikan biaya impor. Indonesia harus siap menghadapi dampak beleid anyar Presiden AS Donald Trump tersebut.
Pemerintah Negeri Paman Sam mematok tarif impor 32% yang berdampak pada sektor-sektor strategis Indonesia. Kendati demikian, Anggota Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Johan Rosihan menilai kebijakan yang diberlakukan sejak awal April itu, dapat menjadi momentum strategis bagi Indonesia. Kondisi tersebut dinilai dapat memperkuat ketahanan pangan nasional dan mendorong kemandirian produk lokal.
Dia bilang, kebijakan tersebut berpotensi mengganggu stabilitas sektor pangan, terutama karena Indonesia masih bergantung pada sejumlah bahan pangan impor dari AS seperti kedelai dan jagung.
Namun, menurutnya, kondisi ini justru harus dimanfaatkan sebagai peluang untuk mempercepat reformasi sektor pangan dalam negeri.
“Ini saatnya kita serius memperkuat produksi pangan lokal, dari hulu sampai hilir. Jangan sampai momentum ini lewat begitu saja. Kita dorong pangan lokal menjadi tuan rumah di negeri sendiri,” ujar Johan, Sabtu (5/4).