Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebut teknologi CCS/CCUS secara global bisa menekan emisi.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebut teknologi Carbon Capture and Storage/Carbon Capture, Utilization and Storage (CCS/CCUS) secara global bisa menekan emisi lebih dari 10% pada tahun 2050.
Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Tutuka Ariadji. Menurutnya teknologi ini urgen dikembangkan untuk mencapai net zero emissions (NZE), khususnya di kawasan Asia Tenggara.
"Sesuai peta jalan International Energy Agency (IEA), teknologi CCS/CCUS berkontribusi mengurangi emisi kumulatif secara global lebih dari 10% di tahun 2050," ujarnya dalam keterangan resminya, dikutip Jumat (15/4).
Bahkan, kata Tutuka, carbon capture untuk CCUS di Asia Tenggara harus mencapai setidaknya 35 metrik ton (MT) CO2 pada tahun 2030 dan lebih dari 200 MT pada tahun 2050. Dia menyoroti pemanfaatan CCS/CCUS merupakan salah satu strategi pengurangan emisi bagi anggota negara G20.
"Beberapa anggota sudah memiliki kebijakan dan proyek skala besar, sebagian lain dalam proyek percontohan dan sisanya masih dalam tahap inisiasi," jelasnya.