Kemajuan teknologi yang sangat pesat mendorong peran PLN dan struktur pasar ketenagalistrikan di masa depan.
Gangguan pembangkit listrik Paiton di Probolinggo, Jawa Timur pada awal Desember ini kembali menunjukkan belum stabilnya sistem ketenagalistrikan tanah air. Kejadian tersebut menimbulkan pertanyaan akan kemampuan PLN memenuhi kebutuhan listrik negeri.
Perusahaan pelat merah tersebut seolah kewalahan dengan seluruh tanggung jawab yang diemban, yakni melakukan kerja dari hulu hingga hilir. Mulai dari membangun infrastruktur kelistrikan, mengoperasikan 70% pembangkit listrik dan nyaris 100% jaringan transmisi dan distribusi, menyalurkan kepada pelanggan di seluruh Indonesia.
Bahkan, hingga seleksi dan negosiasi tarif listrik dengan produsen listrik swasta atau IPP (Independent Power Producer), semuanya dilakukan PLN sendiri. Saat ini pelanggan PLN telah mencapai 65 juta rumah tangga dan dipastikan akan terus bertambah ke depannya.
Bisa dibayangkan betapa beratnya tantangan PLN untuk tidak hanya terus menyediakan listrik. Sekaligus menjaga kualitas pelayanan.
Wakil Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia (PII), Heru Dewanto mengatakan saat ini struktur pasar ketenagalistrikan Indonesia sangat bergantung pada PLN. Makanya, PLN harus sehat baik secara keuangan maupun keandalan pengoperasian.