Dual currency diterbitkan dalam denominasi dollar AS dan Euro masing-masing US$1 miliar dan 1 miliar Euro.
Pemerintah kembali menambah utang dengan menerbitkan surat utang negara (SUN) senilai total Rp 30,79 triliun. Surat utang diterbitkan dalam dua valuta asing atau dual currency denominasi dollar AS dan Euro masing-masing US$1 miliar atau Rp 13,89 triliun (kurs Rp 13.888) dan 1 miliar Euro atau Rp 16,89 triliun (kurs Rp 16.893).
Surat utang berdenominasi dollar AS diterbitkan dengan jangka waktu 10 tahun dan akan jatuh tempo 24 April 2028. Pemerintah membagikan kupon 4,1% per tahun. Sedangkan yield ditetapkan di level 4,13%. Angka itu jauh di atas rata-rata yield surat utang Amerika Serikat, US Treasury. Dengan tenor yang sama, US Treasury pada penutupan perdagangan 23 April 2018 diperdagangkan dengan yield 2,98%.
Mayoritas pembeli obligasi Indonesia berdenominasi dollar AS ini merupakan investor dari Amerika Serikat sekitar 50%. Kemudian sisanya merupakan investor asal Eropa sebesar 19%, Asia kecuali Indonesia sekitar 24%, dan Indonesia sekitar 7%. Investor asset manager atau fund manager masih mendominasi pembelian dengan total pembeli sekitar 50%.
Sementara itu, obligasi berdenominasi Euro diterbitkan dengan jangka waktu tujuh tahun dan jatuh tempo 24 April 2025. Kupon ditetapkan 1,75%, yield 1,78% dan harga di 99.804.
"Tingkat kupon tersebut merupakan terendah dibandingkan SUN valuta asing yang pernah diterbitkan pemerintah dalam denominasi Euro," ujar Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Luky Afirman, Jakarta.