The Fed diyakini mempertahankan bahkan menurunkan suku bunganya di kisaran 5,25% karena dihadapkan pada dua pilihan.
Bank Indonesia (BI) memperkirakan agresivitas Bank Sentral Amerika Serikat (Federal Reserve atau The Fed) dalam mempertahankan suku bunga acuan akan berhenti lama. Pada Februari 2023, The Fed menaikkan suku bunga sebesar 0,25% menjadi di kisaran 4,75% hingga 5%.
Gubernur BI, Perry Warjiyo memperkirakan suku bunga acuan The Fed akan bertahan di kisaran 5,25% hingga tahun depan.
"Based line kami masih memakai 5,25% Fed Fund Rate di pick bulan Mei ini. Tapi, akan hold lebih lama dan kita perkirakan akhir tahun akan turun. Tapi, sepertinya kemungkinan tahun depan masih 5,25%," ujarnya dalam konferensi pers Rapat Dewan Gubernur (RDG), Selasa (18/4).
Menurut Perry, hal tersebut bisa terjadi lantaran The Fed akan menimbang antara inflasi yang masih tinggi dan stabilitas sisi keuangan pasca-kegagalan tiga bank, yakni Sillicon Valley Bank (SVB), Silvergate Bank, dan Signature Bank. Apalagi, adanya kabar Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) akan memangkas produksi minyaknya.
"Jadi, nanti kita akan lihat apakah The Fed lebih mempertimbangkan masalah inflasi inti yang tinggi atau stabilitas sisi keuangannya atau balance," katanya.