Pasar saham diperkirakan menguat hingga akhir tahun ditopang oleh tren penurunan BI rate.
Pasar saham diperkirakan menguat hingga akhir tahun ditopang oleh tren penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) yang masih akan berlanjut.
Pemotongan suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve atau The Fed membuka ruang bagi BI untuk memangkas suku bunga.
Head of Equity Research and Strategy Mandiri Sekuritas Adrian Joezer memprediksi pemangkasan suku bunga acuan BI masih akan berlangsung hingga tahun depan. Longgarnya kebijakan moneter dan fiskal tersebut memberikan sentimen positif terhadap pasar saham.
"Selain itu, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dan masih menariknya valuasi pasar saham membuka peluang yang lebih tinggi bagi IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) untuk mencapai skenario bull-case di 8.000 pada akhir tahun ini," ujar Adrian, Rabu (25/9).
Diketahui, setelah lebih dari setahun, The Fed akhirnya menurunkan suku bunga acuannya 50 basis poin (bps) ke level 4,75% - 5,00%. Sepanjang sejarah The Fed modern, pemangkasan 50 bps sekaligus hanya pernah terjadi tiga kali, yaitu tahun 2008 saat krisis subprime mortgage atau krisis hipotek subprima, tahun 2020 saat pandemi Covid, dan September 2024 ini. Di hari yang sama beberapa jam sebelumnya, BI juga menurunkan BI rate sebesar 25 bps ke level 6,00%, merupakan pemotongan pertama sejak 2021.