Bali kian sesak oleh turis asing yang membangun vila serta usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Bali kian sesak oleh turis asing yang membangun vila serta usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Apakah fenomena ini menjadi ancaman atau justru peluang?
Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda melihat kondisi ini mengakibatkan ruang usaha bagi masyarakat Bali semakin terbatas. Lebih-lebih lagi banyaknya warga negara asing (WNA) membuat manfaat ekonomi pariwisata akan terbang ke kantong mereka dan bukan warga lokal.
Masyarakat setempat hanya akan menjadi tenaga kerja yang dibayar dengan upah murah. Padahal, Pulau Dewata memiliki potensi besar untuk menjadi tujuan wisata yang mengundang devisa luar negeri.
“Orang luar ya harusnya tidak boleh berbisnis persewaan vila ataupun UMKM di Bali. Dengan semakin banyak WNA yang berbisnis, ya manfaat ekonomi pariwisata akan dinikmati oleh WNA,” ucapnya kepada Alinea.id, Selasa (10/9).
Maraknya turis asing yang membuka usaha di Bali sempat dikeluhkan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan. Dia menyebut, WNA menikahi penduduk di Pulau Dewata agar bisa membangun bisnis.