Prangko tersebut bukan saja sebagai alat bukti pembayaran pengiriman pos, melainkan benda filateli untuk mengeksplorasi kekayaan Yogyakarta.
Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta menerapkan formula baru dalam mengiklankan parisiwata di wilayahnya dengan pembuatan prangko seri Malioboro. Penjabat (Pj) Wali Kota Yogyakarta, Singgih Raharjo, mengatakan prangko tersebut bukan saja sebagai alat bukti pembayaran pengiriman pos, melainkan benda filateli untuk mengeksplorasi kekayaan sejarah Kota Yogyakarta.
“Prangko Seri Malioboro nantinya juga menjadi media promosi efektif untuk Kota Jogja, dengan magnet destinasi wisatanya, karena prangko punya daya tarik tersendiri bagi para kolektor di Indonesia bahkan di seluruh penjuru dunia,” kata Singgih dalam keterangannya, dilansir dari jogjakota.go.id, Kamis (8/6).
Singgih mengatakan, prangko seri Maliobor tersebut diluncurkan dalam 3 desain, yakni Teras Malioboro, Ketandan dan Ngejaman. Menurutnya, pemilihan 3 lokasi di Malioboro tersebut untuk dijadikan prangko memiliki misi khusus menjelaskan berbagai perspektif Kota Yogyakarta.
“Teras Malioboro dengan dinamikanya, Ketandan dengan plurarisme dan keragamannya, serta Ngejaman menggambarkan Malioboro menjadi tempat berkumpul,” jelasnya.
Wakil Gubernur DIY, KGPAA Paku Alam X, menyambut baik dan memberikan apresiasi atas diluncurkannya Prangko Seri Malioboro. Ia berharap ikon bersejarah Malioboro akan terus menjadi salah satu magnet kota Jogja yang tak lekang oleh masa.