Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021, prevalensi stunting di Parepare sebesar 24,8% dan di tahun 2022 naik menjadi 27,1%.
Wakil Wali Kota Parepare, Pangerang Rahim, mengingatkan organisasi perangkat daerah (OPD) bekerja secara terintegrasi demi mewujudkan percepatan penurunan angka stunting. Pangerang mengatakan, berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021, prevalensi stunting di Parepare sebesar 24,8% dan di tahun 2022 naik menjadi 27,1%.
“Menjadi pekerjaan berat bagi Kota Parepare untuk menurunkan dalam jangka 2 tahun untuk mencapai 14% target nasional,” kata Pangerang saat membuka Rembuk Stunting di Hotel Kenari, dikutip dari Instagram @humaskotaparepare, Selasa (23/5).
Pangerang menjelaskan, kelurahan yang menjadi lokus intervensi penurunan angka stunting tahun 2023 ini yakni Kelurahan Lompoe, Lapadde, Bukit Harapan, Bukit Indah, dan Bumi Harapan. Sementara tahun 2024 meliputi Kelurahan Lapadde, Watang Soreang, Bukit Indah, Bukit Harapan, Ujung Lare, Watang Bacukiki, Lompoe.
"Intervensi kegiatan difokuskan di Kelurahan Lokus, tapi tidak tertutup kemungkinan jika anggaran SKPD (OPD) mencukupi tetap melakukan intervensi di kelurahan non lokus," tuturnya.
Lebih lanjut, Pangerang berharap Rembuk Stunting bisa menjadi tonggak untuk menurunkan angka stunting di Kota Parepare.