Kelompok-kelompok itu memperebutkan kendali ekonomi ilegal seperti perdagangan narkoba.
Dua puluh tiga orang telah dilaporkan tewas sejauh ini di Provinsi Arauca Kolombia di tengah pertempuran antara kelompok bersenjata ilegal, demikian dikatakan Menteri Pertahanan Diego Molano pada konferensi pers Senin (3/1) malam waktu setempat.
Pertempuran pecah selama akhir pekan di Arauca yang terletak di perbatasan dengan Venezuela ketika anggota Tentara Pembebasan Nasional (ELN), bertempur dengan pembangkang Angkatan Bersenjata Revolusioner Kolombia (FARC), yang menolak kesepakatan damai pada 2016.
Kelompok-kelompok itu memperebutkan kendali ekonomi ilegal seperti perdagangan narkoba, kata tentara Kolombia dalam sebuah pernyataan pada Minggu (2/1) malam. Kekerasan itu juga membuat 12 keluarga mengungsi, kata ombudsman hak asasi manusia Kolombia.
Pertikaian tersebut berawal pada pertengahan 2000-an, ketika FARC dan ELN saling bertarung di Arauca dan negara bagian Apure di Venezuela.
Pada saat pertempuran berhenti pada 2010, lebih dari 58.000 orang telah mengungsi di provinsi tersebut dan sedikitnya 868 warga sipil tewas, ucap sebuah laporan dari kelompok advokasi Human Rights Watch (HRW), yang mengutip Colombian Victims' yang dikelola pemerintah.