Penjahat dunia maya juga telah menerobos pasar AI berbasis model bahasa besar (LLM) yang sedang berkembang.
Acronis, pemimpin global dalam perlindungan siber, merilis temuan Laporan Ancaman Siber Tengah Tahun, Mulai dari Inovasi hingga Risiko: Mengelola Implikasi Serangan Siber yang Digerakkan oleh AI.
Studi lengkap berdasarkan data yang diambil dari lebih dari satu juta titik akhir global, memberikan wawasan tentang lanskap keamanan dunia maya yang terus berkembang dan mengungkap pemanfaatan sistem kecerdasan buatan (AI) generatif yang terus meningkat, seperti ChatGPT, oleh penjahat dunia maya untuk membuat konten berbahaya dan melancarkan serangan canggih.
Laporan ancaman dua tahunan menyoroti ransomware sebagai risiko dominan bagi perusahaan kecil dan menengah. Dan sementara jumlah varian ransomware baru terus menurun, tingkat keparahan serangan ransomware tetap signifikan. Yang turut memprihatinkan adalah semakin menonjolnya pencuri data, yang memanfaatkan kredensial curian untuk mendapatkan akses tidak sah ke informasi sensitif.
“Volume ancaman di 2023 telah melonjak dibandingkan tahun lalu, sebuah tanda bahwa penjahat meningkatkan dan memperluas cara mereka menyusup ke sistem dan melakukan serangan,” kata Wakil Direktur Riset Acronis Candid Wüest, dalam keterangan resminya, Jumat (14/7).
“Untuk mengatasi lanskap ancaman yang dinamis, perusahaan memerlukan solusi keamanan yang lincah, lengkap, dan terpadu sehingga memberikan visibilitas yang diperlukan untuk memahami serangan, menyederhanakan konteks, dan melakukan perbaikan yang efisien terhadap setiap ancaman, baik itu malware, kerentanan sistem, dan segala sesuatu di antaranya,” papar dia lagi.