Pemerintah Nigerien dan mitra internasionalnya harus segera mengambil tindakan untuk memantau dan mencegah pelanggaran lebih lanjut.
Amnesty mendesak pemerintah Niger untuk melakukan tindakan terkait kekerasan terhadap anak-anak.
Jumlah anak-anak yang terbunuh dan diculik di Niger pada saat konflik di wilayah Tillaberi Barat negara itu, meningkat secara signifikan, ujar sebuah kelompok hak asasi manusia pada Senin (13/9).
“Saat ini, Niger berada di atas jurang. Di beberapa bagian negara itu, seluruh generasi tumbuh dikelilingi oleh kematian dan kehancuran,” kata Matt Wells dari Amnesty International, sambil menyoroti laporan setebal 57 halaman.
Ia mengatakan Pemerintah Nigeria dan mitra internasionalnya harus segera mengambil tindakan untuk memantau dan mencegah pelanggaran lebih lanjut. Pemerintah juga harus melindungi hak-hak dasar semua orang yang terkena dampak konflik mematikan ini, terutama anak-anak.
Sebuah kelompok hak asasi manusia yang berbasis di London menuding Negara Islam di Shara Besar (ISGS) dan Jama’at Nusrat al-Islam wal-Muslimin (JNIM) yang berafiliasi dengan al-Qaeda karena menyebabkan kehancuran pada anak-anak di wilayah tersebut.
Menurut The Armed Conflict Location & Event Data Project (ACLED), kekerasan terhadap warga sipil terkait konflik menyebabkan 544 kematian, yakni antara Januari dan Agustus, atau naik dari sebelumnya yang hanya 397 kematian.