Teheran telah mengumpulkan cukup banyak uranium yang diperkaya tinggi untuk membuat beberapa senjata nuklir.
Dugaan serangan pesawat tak berawak Israel menghantam fasilitas militer Iran di Isfahan pada 28 Januari. Menurut para analis Teheran, serangan itu merupakan bagian dari upaya baru membendung Teheran.
Upaya yang berlarut-larut untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir 2015 antara Iran dan kekuatan dunia telah gagal. Dengan tidak adanya kesepakatan, Teheran telah mengumpulkan cukup banyak uranium yang diperkaya tinggi untuk membuat beberapa senjata nuklir, menurut badan atom PBB.
Iran juga memperdalam hubungan militernya dengan Rusia, diduga memasok pasukan Rusia dengan drone tempur untuk digunakan dalam perang di Ukraina. Penilaian intelijen AS mengatakan Iran juga dapat mengirim rudal jelajah dan balistik yang kuat ke Moskow.
Ada serangkaian insiden di Iran selama setahun terakhir, termasuk sabotase dan serangan dunia maya, pembunuhan, dan pembunuhan misterius anggota Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) yang kuat, serta ilmuwan dan insinyur. Teheran menyalahkan beberapa insiden pada Israel, musuh regionalnya.
“Sampai tahun lalu, containment strategy Israel memiliki dua aspek utama: mencegah transfer senjata dan peralatan Iran ke Suriah dan Lebanon dengan menargetkan konvoi darat dan udara, dan mencoba mengganggu program nuklir Iran dengan menargetkan ilmuwan dan fasilitas nuklir Iran,” kata Hamidreza Azizi, seorang rekan tamu di Institut Jerman untuk Urusan Internasional dan Keamanan.