Alasan Australia adalah pelanggaran HAM China terhadap muslim Xinjiang.
Australia memastikan ikuti langkah Amerika Serikat untuk melakukan boikot diplomatik atas pelaksanaan Olimpiade Beijing pada musim dingin Februari 2022 mendatang. Perdana Menteri Scott Morisson, seperti dikutip dari BBC, menyebutkan alasan pemboikotan itu adalah karena Cina banyak melakukan pelaggaran HAM, seperti memasukkan muslim Xinjiang dalam kamp konsentrasi.
“Kendati begitu para atlet akan tetap hadir meskipun para pejabat pemerintah tidak ada di sana,” ujar Morisson seperti dikutip dari BBC, Rabu (8/12). Para atlet juga tidak perlu mundur untuk dari posisi mereka yang kuat untuk membela kepentingan diplomatik negaranya.
Lebih lanjut, Morisson berujar keputusan itu diambil di tengah tidak sepakatnya Australia dengan Cina atas beragam masalah. Selain pelanggaran HAM di wilayah Xinjiang, ada juga isu anyar mengenai akuisisi kapal selam asing bertenega nuklir di Perjanjian Aukus hingga undang-undang campur tangan asing Australia. Pembekuan berkelanjutan Beijing dan Canberra juga menjadi penyebab.
Keputusan boikot diplomatik itu dilayangkan tepat sehari setelah Amerika Serikat mengumumkan hal yang sama dengan alasan yang sama yakni soal genosida terhadap muslim Uyghur. Hubungan Australia dengan Cina memang memburuk dalam beberapa tahun terakhir. Beijing memberlakukan sanksi hukuman terhadap barang-barang Australia dalam perselisihan politik yang telah menjerumuskan hubungan ke dalam krisis paling serius sejak kejadian Lapangan Tiananmen pada 1989.
Cina marah atas kesediaan Australia membuat undang-undang operasi pengaruh luar negeri yang melarang kontrak 5G Huawei dan menyerukan penyelidikan independen mengenai asal-usul pandemi virus corona. Sejumlah barang Australia semuanya dikenakan sanksi dari mitra dagang terbesarnya Cina. Morrison mengatakan para pejabatnya selalu terbuka untuk melakukan pembicaraan dengan pihak Beijing. Namun, upaya itu telah ditolak.