Dunia

Australia mendapatkan uranium dari AUKUS, ini respons China

Pakta AUKUS bisa menjadi pendahulu bagi Canberra untuk mengembangkan senjata nuklirnya sendiri di masa depan.

Rabu, 20 Juli 2022 22:06

Australia, AS, dan Inggris mengumumkan pakta AUKUS pada September lalu. Berdasarkan ketentuan kesepakatan, Australia akan membangun kapal selam bertenaga nuklir (SSNs). Anggota blok juga setuju untuk bekerja sama dalam produksi senjata hipersonik berkemampuan nuklir.

Beijing telah meminta pemerintah Australia, Inggris, dan Amerika Serikat untuk membatalkan pakta AUKUS setelah sebuah laporan baru yang dirilis pada Rabu (20/7) memperingatkan bahwa "uranium" berpotensi ditransfer ke Canberra di bawah pengaturan trilateral.

"AS, Inggris, dan Australia harus menanggapi keprihatinan masyarakat internasional, melaksanakan kewajiban internasional nonproliferasi nuklir, dan membatalkan keputusan yang salah untuk kolaborasi kapal selam bertenaga nuklir," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin dalam konferensi pers, Rabu.

Wang mengomentari laporan baru, berjudul "Konspirasi Berbahaya: Risiko Proliferasi Nuklir dari Kolaborasi Kapal Selam Bertenaga Nuklir dalam Konteks AUKUS," yang dirilis bersama oleh Institut Strategi Industri Nuklir China (CINIS) yang didukung negara dan China Arms Control and Disarmament Association (CACDA). Kedua organisasi China ini bekerja dalam domain tenaga nuklir dan perlucutan senjata global.

Sebuah siaran pers oleh CACDA pada peluncuran laporan penelitian mengatakan, bahwa pakta AUKUS tidak hanya melanggar Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir (NPT) 1970, tetapi juga menimbulkan "tantangan hukum dan teknis yang besar" untuk sistem pengamanan Badan Tenaga Atom Internasional. (IAEA), yang merupakan pengawas tenaga nuklir global.

Hermansah Reporter
Hermansah Editor

Tag Terkait

Berita Terkait