Sebelumnya, beberapa negara Eropa menangguhkan penggunaan vaksin AstraZeneca karena adanya laporan terkait kasus pembekuan darah.
Perdana Menteri Scott Morrison pada Jumat (12/3) berusaha meyakinkan warga Australia bahwa vaksin Covid-19 milik Oxford-AstraZeneca tetap aman digunakan. Pasalnya, dalam beberapa hari terakhir, sejumlah negara Eropa menangguhkan penggunaan vaksin tersebut karena adanya penyelidikan terkait kasus pembekuan darah atau trombosis.
PM Morrison mengatakan, telah membahas laporan tersebut dengan sekretaris Kementerian Kesehatan Australia, Brendan Murphy. Keduanya percaya tidak ada alasan untuk mengubah klasifikasi vaksin milik AstraZeneca di Australia.
Pada Kamis (11/3), Denmark, Norwegia, dan Islandia mengumumkan, akan menangguhkan penggunaan vaksin Covid-19 AstraZeneca untuk menyelidiki kasus tersebut, setelah European Medicines Agency (EMA) mengatakan 30 kasus terkait trombosis atau pembekuan darah telah dilaporkan di antara lima juta orang yang telah menerima suntikan di Eropa sejauh ini.
Badan Kesehatan Nasional Denmark menangguhkan penggunaan vaksin AstraZeneca selama dua minggu karena seorang wanita berusia 60 tahun yang diberi suntikan tersebut mengalami kasus gumpalan darah dan kemudian meninggal.
PM Morrison, yang bertindak sebagai plt menteri kesehatan, sementara Greg Hunt pulih dari cellulitis, juga berusaha untuk meredam kritik terhadap peluncuran vaksin pemerintahnya yang lebih lambat dari yang diharapkan.