Presiden Rusia Vladimir Putin menggunakan Doktrin Brezhnev sebagai pembenaran untuk menginvasi Ukraina.
Baru sekitar sejam terlelap di asrama kampus, pengajar University of Kosice, Pavel Grossman dibangunkan oleh salah satu koleganya. Rekan Grossman itu panik. Ia menyerukan pasukan Uni Soviet telah memasuki Checkhoslovakia. Perang akan segera pecah.
Itu 20 Agustus 1968. Jam dinding menunjukkan angka 01.00 dini hari. Grossman dan rekan-rekannya yang lain sempat tak mempercayai cerita rekannya itu. Mereka pikir rekannya itu sedang meracau.
"Dia meyakinkan kami untuk menyetel radio dan mendengar sendiri berita mengenai itu. Benar saja, siaran radio nasional memberitakan kabar itu," kata Grossman seperti dikutip dari "Memories of The Praque Spring" yang tayang di BBC pada 2008.
Terletak di timur Slovakia, kampus Grossman jadi salah satu tempat pertama yang bakal dilintasi pasukan Soviet. "Selama berhari-hari dan bermalam-malam, saya menyaksikan gelombang pasukan membanjiri kota," kata Grossman.
Suatu pagi, Grossman sedang melangkah menuju kampus saat melihat sebuah poster perang Rusia terpacak pada sebuah pohon. Kesal, ia merobek poster itu. Sekelompok prajurit Rusia ternyata menyaksikan aksi tersebut.
Syahdan, Grossman langsung dikepung. Ia dipukul hingga terjerembap ke tanah. Seorang perwira mengeluarkan pistol. "Saya pikir itu akhir hidup saya. Untungnya, setelah negosiasi alot, mereka melepas saya," ujar pria yang kini tinggal di Abingdon, Inggris itu.