Permintaan maaf ini terjadi karena Belanda secara historis cukup melakukan banyak kejahatan perdagangan budak.
Perdana Menteri Belanda Mark Rutte meminta maaf atas sejarah perdagangan budak negaranya pada dahulu kala. Permintaan maaf ini terjadi karena Belanda secara historis cukup melakukan banyak kejahatan perdagangan budak
Mark Rutte mengungkapkan permintaan maaf kepada negara-negara yang dulunya dijadikan objek perdagangan budak oleh negaranya. Permintaan maaf ini sendiri bersifat resmi dan diajukan oleh Belanda kepada negara-negara tersebut. Seperti diketahui sebelumnya Belanda memang mempunya jejak histioris yang cukup kuat terkait perbudakan manusia selama beratus-ratus tahun.
Dalam pidatonya di Den Haag, Mark Rutte mengakui masa lalu “tidak bisa dihapus dan hanya dihadapi”. Namun selama berabad-abad, negara Belanda telah “memungkinkan, mendorong, dan mengambil keuntungan dari perbudakan”.
Ia juga menambahkan, tidak ada yang hidup hari ini dengan menanggung kesalahan pribadi atas perbudakan. Tetapi negara Belanda memikul tanggung jawab atas penderitaan luar biasa dari mereka yang diperbudak, dan keturunan mereka.
"Hari ini, atas nama pemerintah Belanda, saya meminta maaf atas tindakan negara Belanda di masa lalu,” kata dia, Senin (19/12/2022) waktu setempat.