Korea Utara sebenarnya sangat bergantung dengan China dari sisi perdagangan dan diplomatik.
Aliansi antar China dan Korea Utara (Korut) diibaratkan sebagai aliansi darah. Hal ini mengingat sejarah yang antara kedua negara tersebut pada perang Korea 1950-1953.
Kala itu, China mengirimkan 130.000 tentaranya termasuk anak Mao Zedong. Banyak tewas dalam Perang Korea, namun kini hubungan kedua negara justru semakin tidak mesra. Padahal, Pyongyang sangat bergantung dengan Beijing dalam dukungan perdagangan dan diplomatik.
Hanya saja sepertinya Korut seperti kacang lupa pada kulitnya. Pemimpin Korut Kim Jong-un membangun panggung sendiri di dunia. Ia bahkan bersiap menghadapi konferensi tingkat tinggi (KTT) dengan Presiden Korea Selatan Moon Jae In dan Presiden AS Donald Trump.
Ya, Beijing sangat takut jika Pyongyang keluar dari orbitnya. Faktanya, tekanan ekonomi China juga bisa memaksa Kim untuk kembali ke meja negosiasi.
Beijing sendiri sangat khawatir jika Kim justru akan membangun kesepakatan untuk mendekati para musuhnya. Lalu, Kim meninggalkan aliansi tradisionalnya.