Ribuan warga Israel turun ke jalan setiap akhir pekan dalam beberapa minggu terakhir untuk menekan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Kelompok kedua sandera Israel kembali ke Israel setelah dibebaskan oleh Hamas sebagai bagian dari perjanjian gencatan senjata sementara yang menghentikan pertempuran di Jalur Gaza. Pembebasan ini memberi harapan bagi keluarga para tawanan yang tersisa di wilayah enklave tersebut.
Dilansir Wall Street Journal, tiga belas warga Israel, termasuk lima wanita dan delapan anak-anak berusia 3, 8, dan 9 tahun, bersama empat pria Thailand, tiba di Israel pada Sabtu (25/11) malam. Pembebasan tersebut tertunda selama berjam-jam karena perselisihan mengenai pengiriman lebih banyak bantuan ke Jalur Gaza yang menggambarkan rapuhnya kesepakatan yang dibuat dalam waktu berminggu-minggu. Perselisihan itu memicu Hamas menuduh Israel melanggar gencatan senjata.
Hamas pada hari Jumat membebaskan 24 dari hampir 240 sandera yang ditangkap kelompok militan tersebut dalam serangan 7 Oktober terhadap Israel. Israel telah berjanji untuk melanjutkan perangnya untuk melawan Hamas setelah gencatan senjata empat hari berakhir.
Israel dan Hamas telah menyetujui gencatan senjata dan kesepakatan pembebasan sandera yang akan membebaskan 50 sandera, termasuk tiga warga Amerika.
Para sandera akan dibebaskan selama periode 4 hari, yang dimulai pada hari Jumat, menurut kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Hamas sejauh ini telah membebaskan 24 sandera dengan imbalan 42 tahanan Palestina.