Abbas menegaskan bahwa proposal damai yang disodorkan Trump hanya akan memberi Palestina sebuah negara yang terfragmentasi.
Presiden Palestina Mahmoud Abbas pada Selasa (11/2), mendesak Dewan Keamanan PBB untuk menolak proposal perdamaian Timur Tengah yang diumumkan Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada 28 Januari. Abbas menegaskan, rancangan itu akan memecah tanah Palestina dan tidak akan pernah membawa perdamaian yang abadi.
Mengacungkan sebuah peta Palestina masa depan seperti yang dirancang Trump, Abbas mengecamnya sebagai kesepakatan "Swiss cheese" yang akan memberikan Palestina sebuah negara terfragmentasi tanpa kendali atas wilayah udara, perairan teritorial atau Yerusalem Timur.
"Siapa di antara Anda yang akan menerima keadaan seperti itu?," tanya Abbas, yang kemudian menyatakan bahwa Israel akan menciptakan situasi 'apartheid' jika tetap melanjutkan aneksasi.
"Saya ingin mengatakan kepada Donald Trump bahwa rencananya tidak dapat mencapai perdamaian dan keamanan karena membatalkan legitimasi internasional."
Presiden Abbas menambahkan, "Saya Anda memaksakan perdamaian, itu tidak akan bertahan lama, tidak akan bertahan lama. Rancangan itu bukan kemitraan internasional. Itu proposal dari satu negara, yang didukung oleh negara lain untuk diberlakukan."