"Perusahaan China mendukung perdamaian dan tidak dapat dianggap sebagai pendukung perang," bantah Xiaomi.
Perusahaan China Xiaomi protes keras kepada pemerintah Ukraina setelah memasukkannya ke dalam daftar "sponsor perang internasional".
"Kami sangat menentang fakta bahwa Badan Nasional Ukraina untuk Pencegahan Korupsi (NAPC) memasukkan perusahaan kami dalam daftar 'sponsor perang internasional'," kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan.
Xiaomi menyatakan mereka menyediakan layanan kepada konsumen di lebih dari seratus negara dan wilayah di dunia, dengan sangat mematuhi aturan hukum tempat Xiaomi melakukan aktivitas komersial.
"Perusahaan China mendukung perdamaian dan tidak dapat dianggap sebagai pendukung perang," tambah perusahaan itu.
Raksasa TI China bukanlah yang pertama dalam daftar "hitam" otoritas Ukraina. Sebelumnya, NAPC juga menambahkan perusahaan Prancis Auchan, Leroy Merlin, Bonduelle, American Procter & Gamble, dan produsen global lainnya.(newizv)