Dua minggu lalu, Taliban merebut kekuasaan di Afghanistan, 20 tahun setelah mereka digulingkan oleh invasi yang dipimpin Amerika Serikat.
Dewan Keamanan PBB (DK PBB) pada Jumat (27/8) mengeluarkan pernyataan bersama yang mengutuk serangan mematikan di bandara Kabul, Afghanistan.
DK PBB menyebutnya sebagai peristiwa yang sangat mengerikan karena menargetkan warga sipil yang mencoba melarikan diri dari negara itu setelah Taliban berkuasa.
Dewan beranggotakan 15 negara anggota tersebut menyetujui pernyataan bersama setelah poin terkait Taliban dihapus atas permintaan China. Sebelum dihapus, DK PBB menekankan bahwa Taliban tidak boleh mendukung teroris yang beroperasi di wilayah negara mana pun.
Dua minggu lalu, Taliban merebut kekuasaan di Afghanistan, 20 tahun setelah mereka digulingkan oleh invasi yang dipimpin Amerika Serikat karena menolak menyerahkan pemimpin Al-Qaeda Osama bin Laden setelah serangan 11 September 2001.
Serangan bandara di Kabul pada Kamis (26/8), yang menewaskan sedikitnya 169 warga Afghanistan dan 13 tentara AS, diklaim telah dilakukan oleh afiliasi ISIS di Afghanistan, ISIS-K.