Juru bicara Kementerian Kesehatan Ly Sovann mengatakan kepada Associated Press bahwa kasus ayah Kamboja itu sedang diselidiki.
Seorang anak perempuan berusia 11 tahun di Kamboja meninggal minggu ini setelah tertular flu burung. Ayahnya kini pun dinyatakan positif terkena virus itu, tetapi belum menunjukkan gejala yang berarti.
Kematian gadis cilik itu terjadi di tengah meningkatnya kekhawatiran atas gelombang flu burung yang telah menyebar ke sebagian besar dunia sejak akhir 2021, yang menimbulkan potensi risiko kesehatan masyarakat.
Gadis itu, dari sebuah desa di provinsi tenggara Prey Veng, meninggal pada hari Rabu di sebuah rumah sakit di ibu kota, Phnom Penh, tak lama setelah tes memastikan dia menderita flu burung tipe A H5N1, menurut Kementerian Kesehatan Kamboja. Dia jatuh sakit pada 16 Februari, dan ketika kondisinya menurun dia dikirim ke rumah sakit dengan demam setinggi 39C dengan batuk dan sakit tenggorokan.
Flu burung, juga dikenal sebagai flu burung, biasanya menyebar di antara unggas yang sakit, tetapi terkadang dapat menyebar dari unggas ke manusia. Deteksi infeksi baru-baru ini pada berbagai mamalia, termasuk di peternakan cerpelai besar di Spanyol, telah menimbulkan kekhawatiran di antara para ahli bahwa virus dapat berevolusi untuk menyebar lebih mudah di antara manusia, dan berpotensi memicu pandemi.
Juru bicara Kementerian Kesehatan Ly Sovann mengatakan kepada Associated Press bahwa kasus ayah Kamboja itu sedang diselidiki dan belum diketahui bagaimana dia terinfeksi. Dia telah diisolasi di rumah sakit distrik setempat untuk pemantauan dan perawatan.