Tiga kali gagal meraih dukungan parlemen soal proposal Brexit, PM May pun memutuskan tunduk pada tekanan untuk mundur.
Setelah kesepakatan Brexit miliknya tiga kali ditolak oleh parlemen, Perdana Menteri Theresa May akhirnya memutuskan untuk mengundurkan diri.
May tunduk pada tekanan kuat dari partainya sendiri dan menetapkan 7 Juni sebagai hari dia akan mundur dari kursi pemimpin Partai Konservatif serta mengakhiri masa jabatannya selama tiga tahun terakhir.
Setelah mundur sebagai pemimpin Partai Konservatif, PM May tidak akan segera meninggalkan kantor. Akan ada pemilihan untuk menggantikannya pada 10 Juni. Proses pemilihan itu diperkirakan dapat berlangsung hingga enam pekan.
May akan tetap berada di Downing Street 10 sampai penggantinya terpilih.
"Pekerjaan ini telah menjadi kehormatan terbesar bagi saya. Perdana menteri wanita kedua dan tentunya bukan yang terakhir. Saya menjalani masa jabatan ini dengan rasa terima kasih yang sangat besar atas kesempatan untuk melayani negara yang saya cintai," ujar PM May di Downing Street pada Jumat (24/5).