Jepang dan Korea Selatan dinilai memiliki ikatan yang rapuh menyusul sejarah pendudukan 1910-1945.
Jepang dan Korea Selatan kembali tegang pada Senin (25/11), setelah setuju untuk melanjutkan pakta berbagi intelijen (GSOMIA). Itu menyoroti ikatan rapuh antara mantan musuh sekaligus sekutu utama Amerika Serikat di Asia.
Para pejabat Gedung Biru pada Minggu (24/11) mengatakan, mereka memprotes dan telah menerima permintaan maaf atas pernyataan Kementerian Perdagangan Jepang yang menyebut bahwa Tokyo akan terus meningkatkan penyaringan pada ekspor tiga material inti yang digunakan dalam semikonduktor. Menurut Seoul itu sangat berbeda dengan apa yang telah mereka sepakati.
Pada Senin, Gedung Biru dengan merujuk pada laporan surat kabar Yomiuri mempersoalkan pernyataan seorang pejabat Kementerian Luar Negeri Jepang yang menyebutkan adalah tidak benar bahwa mereka meminta maaf.
"Kami klarifikasi sekali lagi, kami telah mengeluh dan Jepang minta maaf," kata sekretaris pers senior Yoon Do-han.
Kurang dari dua jam kemudian, Sekretaris Kabinet Jepang Yoshihide Suga menentang pernyataan Yoon. Dia mengatakan bahwa pembatasan ekspor sama sekali tidak terkait dengan GSOMIA.