Kedua sandera yang dibebaskan, Yocheved Lifshitz yang berusia 85 tahun dan Nurit Cooper yang berusia 79 tahun.
Hamas pada Senin (24/10), membebaskan dua wanita lanjut usia Israel yang disandera di Gaza, ketika Amerika Serikat menyatakan semakin khawatir bahwa meningkatnya perang Israel-Hamas akan memicu konflik yang lebih luas di wilayah tersebut, termasuk serangan terhadap pasukan Amerika.
Jumlah korban tewas di Gaza meningkat dengan cepat ketika Israel meningkatkan serangan udara yang meratakan bangunan-bangunan, dalam apa yang disebutnya sebagai persiapan untuk serangan darat. Amerika Serikat menyarankan Israel untuk menunda invasi yang diperkirakan dilakukan guna memberikan waktu untuk merundingkan pembebasan lebih banyak sandera yang disandera oleh Hamas dalam serangan brutalnya dua minggu lalu.
Konvoi bantuan kecil ketiga dari Mesir memasuki Gaza, tempat penduduk berjumlah 2,3 juta jiwa telah kehabisan makanan, air dan obat-obatan di bawah perbatasan Israel yang tertutup. Karena Israel masih melarang masuknya bahan bakar, PBB mengatakan, distribusi bantuannya akan terhenti dalam beberapa hari ketika Israel tidak lagi dapat mengisi bahan bakar truknya. Rumah sakit-rumah sakit di Gaza yang terus-menerus dibanjiri oleh korban luka-luka berjuang untuk menjaga agar generator tetap menyala untuk menyalakan peralatan medis dan inkubator untuk bayi prematur.
Kedua sandera yang dibebaskan, Yocheved Lifshitz yang berusia 85 tahun dan Nurit Cooper yang berusia 79 tahun, dibawa keluar dari Gaza melalui penyeberangan Rafah ke Mesir, di mana mereka dimasukkan ke dalam ambulans, demikian menurut rekaman yang ditayangkan di TV Mesir.
Kedua wanita tersebut, bersama suami mereka, diculik dari rumah mereka di kibbutz Nir Oz dekat perbatasan Gaza selama serangan Hamas pada 7 Oktober ke komunitas Israel selatan. Suami mereka, yang berusia 83 dan 84 tahun, tidak dibebaskan.