Raja Salman dan MBS dikabarkan berbeda pandangan atas sejumlah kebijakan penting, termasuk perang di Yaman.
Hubungan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud dan pewarisnya, Pangeran Mohammed bin Salman, dilaporkan mengalami keretakan. Kabar ini dimuat oleh The Guardian lewat artikel bertajuk "Rumours grow of rift between Saudi king and crown prince" yang rilis pada Selasa (5/3).
Disebutkan bahwa dalam beberapa pekan terakhir, Raja Salman dan putra mahkota yang kerap disapa MBS itu berbeda pandangan atas sejumlah kebijakan penting, termasuk perang di Yaman.
Perbedaan keduanya disebut-sebut kian tajam sejak pembunuhan wartawan yang juga kritikus vokal MBS, Jamal Khashoggi, di Konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki, pada 2 Oktober 2018. Laporan CIA menyimpulkan, MBS bertanggung jawab atas kematian Khashoggi.
Laporan terperinci dari sebuah sumber menyebutkan, ketegangan meningkat dramatis pada akhir Februari ketika Raja Salman mengunjungi Mesir. Dia diperingatkan oleh para penasihatnya soal risiko langkah potensial terhadap dirinya.
Rombongan Raja Salman dilaporkan begitu mewaspadai peringatan tersebut sehingga tim keamanan baru, yang terdiri dari lebih dari 30 loyalis pilihan dari kementerian dalam negeri diterbangkan ke Mesir untuk menggantikan tim yang ada.