Air berat merupakan senyawa kimia yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan plutonium, bahan bakar yang digunakan dalam hulu ledak nuklir.
Pada Minggu (28/7), Kepala Badan Energi Atom Iran Ali Akbar Salehi menyatakan bahwa Iran berencana untuk kembali mengurangi komitmen mereka terhadap kesepakatan nuklir 2015 dengan mengaktifkan kembali reaktor nuklir air berat di Arak.
Dilaporkan oleh kantor berita, ISNA, air berat merupakan senyawa kimia yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan plutonium, bahan bakar yang digunakan dalam hulu ledak nuklir.
Sejak Mei, Iran secara bertahap mulai mengurangi komitmennya terhadap kesepakatan nuklir yang disebut JCPOA itu. Langkah tersebut menyusul keputusan Amerika Serikat yang pada 2018 secara sepihak menarik diri dari perjanjian tersebut dan kembali menjatuhkan sanksi terhadap Teheran.
Para negara penandatangan yang tersisa telah mencoba untuk mempertahankan JCPOA, tugas yang semakin sulit dilakukan karena ketegangan antara Washington dan Teheran melonjak dalam beberapa pekan terakhir.
Pada Minggu, pihak-pihak yang tergabung dalam JCPOA yakni Inggris, Prancis, Jerman, Rusia dan China bertemu dengan Iran di Wina, Austria, untuk membahas cara menyelamatkan pakta nuklir itu.