Polisi menembakkan meriam air dan gas air mata ke demonstran yang melemparkan bom asap.
Aksi kerusuhan meluas di sejumlah negara di Eropa seperti Austria, Belanda, dan Perancis, Minggu (21/11) menyusul protes atas kebijakan pembatasan mobilitas karena meningkatnya kasus Covid-19. Di samping itu, protes juga dilakukan untuk menolak paspor vaksin atau corona-pass oleh sejumlah negara di Eropa. Di Belanda, warga yang belum divaksin lengkap tidak akan mendapatkan corona-pass yang bisa membuat mereka datang ke bar, resto, dan kawasan publik.
Dilansir Reuters, polisi dan pengunjuk rasa sempat terlibat bentrok di jalan-jalan Brussel, Belgia pada Minggu saat melancarkan aksi protes terhadap lockdown. Polisi menembakkan meriam air dan gas air mata ke demonstran yang melemparkan bom asap. Ada sekitar 35 ribu orang ambil bagian demonstrasi damai sebelum kekerasan menciptakan kerusuhan di depan markas besar Uni Eropa.
Sebagai informasi, Belgia memperketat pembatasan akibat melonjaknya kembali infeksi Covid-19 Rabu (17/11). Pemerintah negara tersebut menyerukan penggunaan masker yang lebih luas dan mengimbau warga untuk bekerja dari rumah setelah kasus memasuki gelombang keempat.
Puluhan ribu orang juga melakukan unjuk rasa di Ibu Kota Austria, Wina, setelah pemerintah mengumumkan penguncian nasional baru. Pemerintah setempat juga berencana untuk membuat vaksinasi menjadi wajib pada Februari 2022. Austria adalah negara Eropa pertama yang membuat vaksinasi sebagai persyaratan hukum.
Sebelumnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan sangat khawatir terkait meningkatnya kasus virus corona di Eropa. Direktur regional WHO, Dr Hans Kluge mengatakan bahwa dikhawatirkan bakal ada lonjakan setengah juta kematian pada musim semi apabila tindakan pembatasan tidak diperketat di Eropa.