Pemerintah Kazakhstan menetapkan status state of emergency menyusul adanya gelombang aksi besar-besaran menolak kenaikan harga bahan bakar.
Warga negara Indonesia (WNI) yang berada di sekitar Kazakhstan diimbau tidak keluar rumah kecuali untuk urusan penting menyusul ditetapkannya status state of emergency. Penetapan status daurat dilakukan Presiden Kassym-Jomart Tokayev pascaaksi besar-besaran menuntut penurunan harga minyak yang tengah melambung.
"Sehubungan dengan perkembangan situasi di Kazakhstan dan diumumkannya state of emergency oleh Presiden Kazakhstan, dengan hormat disampaikan imbauan kepada seluruh WNI di wilayah Kazakhstan untuk selalu waspada dan berhati-hati," ujar Duta Besar Indonesia untuk Kazakhstan merangkap Republik Tajikistan, Fadjroel Rachman, dalam keterangan tertulisnya, Jumat (7/1).
Selain itu, WNI di Kazakhstan juga diminta menjauhi kerumunan dan mematuhi aturan yang dikeluarkan pemerintah setempat. Kemudian, menjaga ketertiban, tidak terlibat dalam aksi massa, dan tak memberikan komentar yang bersifat publik terhadap situasi yang terjadi di Kazakhstan.
Untuk memantau perkembangan dan keamanan, setiap WNI bisa berkomunikasi dengan KBRI melalui grup-grup komunikasi WhatsApp (WA) ataupun pesan pribadi. WNI diharapkan aktif memantau situasi dan membagikan kabar-kabar penting yang harus diketahui bersama.
Akses kontak KBRI dapat dijangkau melalui alamat di Sarayshyq St 22, Nur-Sultan 020000, nomor telepon KBRI di 8 (7172) 79 06 70 (hari dan jam kerja), dan hotline KBRI +7 771 836 0245 (24 jam, melalui SMS, telepon, atau WA).