Rata-rata investasi yang masuk Indonesia dari negara-negara Islam selama 5 tahun terakhir hanya 5,5% dari total FDI.
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, menyampaikan, jumlah investasi negara-negara muslim di Indonesia tergolong kecil. Padahal, RI memiliki penganut Islam terbesar di dunia.
"Terdapat fakta yang kontraproduktif, bapak/ibu sekalian. Di satu sisi, kita berbicara tentang bagaimana kekompakan negara-negara muslim, tapi di sisi lain, sebagai negara muslim terbesar di dunia, Indonesia justru dibanjiri investasi bukan dari negara Islam," tuturnya dalam Annual Meeting Islamic Development Bank Group (IsDB) di Jeddah, Arab Saudi, pada Senin (15/5) waktu setempat.
Bahlil mengungkapkan, rata-rata investasi yang masuk Indonesia dari negara-negara Islam selama 5 tahun terakhir hanya 5,5% dari total foreign direct investment (FDI). Dirinya pun mengajak para investor dari negara muslim untuk berinvestasi di RI.
Eks Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) ini lantas memaparkan beberapa keuntungan menanamkan modal di RI. Misalnya, arah kebijakan investasi di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) berfokus pada hilirisasi yang berorientasi green energy dan green industry.
"Kami sekarang lebih fokus untuk melakukan hilirasi terhadap komoditas sumber daya alam (SDA) kami. Sebelum dilakukan penghentian ekspor nikel, dulu pendapatan kami hanya US$3,3 miliar. Tapi, begitu ekspor nikel disetop dan dilakukan hilirisasi, pendapatan kami dari nikel mencapai US$30 miliar," tuturnya.