Departemen Luar Negeri Amerika Serikat, mengutuk serangan itu dan menawarkan bantuan untuk penyelidikan.
Sebuah pesawat tak berawak sarat dengan bahan peledak menargetkan kediaman Perdana Menteri (PM) Irak, Mustafa al-Kadhimi di Baghdad pada Minggu pagi (7/11).
Militer Irak menyebut, bahwa kejadian tersebut sebagai percobaan pembunuhan, namun Kadhimi selamat tanpa cedera dalam penyerangan itu.
Serangan itu melukai beberapa anggota bodyguard Kadhimi. Penyerangan terjadi setelah adanya aksi protes di ibu kota Irak atas hasil pemilihan umum bulan lalu dan berujung pada kekerasan.
Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (Deplu AS), mengutuk serangan itu dan menawarkan bantuan untuk penyelidikan.
"Tindakan terorisme yang nyata ini, kami kutuk keras, diarahkan ke jantung negara Irak," kata juru bicara Ned Price dalam sebuah pernyataan. "Kami berhubungan erat dengan pasukan keamanan Irak yang bertugas menegakkan kedaulatan dan kemerdekaan Irak dan telah menawarkan bantuan kami saat mereka menyelidiki serangan ini."