Linda mengatakan ayahnya tetap menjadi bagian dari sejarah negara ini, bahkan setelah kematiannya.
Pada 12 Desember 1963, enam bulan setelah Kenya merdeka dari Inggris, bekas jajahan itu resmi menjadi republik. Ini adalah peristiwa yang sejak itu diperingati sebagai Hari Jamhuri.
Dengan status baru ini muncullah perjuangan melawan hierarki era kolonial di mana orang-orang Eropa menduduki posisi teratas, diikuti oleh orang-orang Asia Selatan dan kemudian orang-orang Afrika berkulit hitam yang diberi hak ekonomi dan politik paling sedikit. Ia memperjuangkan nasionalisme Afrika dan distribusi tanah.
Saat ini, ketika Kenya merayakan peringatan 60 tahun Hari Jamhuri, beberapa pahlawan perjuangan pembebasan dan perjuangan untuk kesetaraan masih belum mendapat tanda jasa. Salah satunya adalah Pio Gama Pinto, jurnalis radikal, politisi dan sosialis. Perannya sebagian besar telah dilupakan, sebagian karena ia meninggal pada usia 37 tahun dalam pembunuhan politik pertama di Kenya pada tanggal 24 Februari 1965.
Putri tertuanya, Linda Gama Pinto, baru berusia enam tahun ketika dia ditembak mati di halaman rumah keluarga mereka di siang hari bolong di ibu kota Kenya, Nairobi. Tiga pria dipenjara karena pembunuhannya, namun mereka yang dekat dengan cerita tersebut percaya bahwa pelaku sebenarnya di balik pembunuhan tersebut masih belum diketahui.
Linda mengatakan ayahnya tetap menjadi bagian dari sejarah negara ini, bahkan setelah kematiannya.