Hal itu juga mendorong Tokyo untuk meminta pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB.
Korea Utara menembakkan dua rudal balistik jarak pendek ke arah Jepang pada Senin (20/2), dalam uji coba senjata keduanya dalam tiga hari, yang menuai kecaman cepat dari para pesaingnya. Hal itu juga mendorong Tokyo untuk meminta pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB.
Penembakan senjata tersebut menyusul peluncuran rudal balistik antarbenua pada Sabtu (18/2), dan ancaman Korea Utara untuk mengambil tanggapan kuat yang belum pernah terjadi, sebelumnya latihan militer AS-Korea Selatan yang dipandang Korea Utara sebagai latihan invasi. Beberapa ahli mengatakan, Korea Utara sedang mendorong persenjataan lebih kuat, yang diyakini akan meningkatkan pengaruh dalam negosiasi potensial dengan Amerika Serikat.
Militer Korea Selatan mengatakan, pihaknya mendeteksi dua peluncuran rudal pada Senin pagi dari kota pantai barat, tepat di utara Pyongyang, ibu kota Korea Utara. Sementara, Jepang mengatakan, kedua rudal itu mendarat di luar zona ekonomi eksklusif Jepang dan tidak ada laporan kerusakan yang melibatkan pesawat dan kapal di daerah itu.
Menurut penilaian Jepang dan Korea Selatan, rudal Korea Utara terbang pada ketinggian maksimum 50-100 kilometer (30-60 mil) dan jarak 340-400 kilometer (210-250 mil).
Baik Korea Selatan dan Jepang, mengutuk peluncuran tersebut sebagai ancaman bagi perdamaian internasional dan pelanggaran terhadap sanksi PBB. Khususnya pada Resolusi Dewan Keamanan yang melarang aktivitas balistik apa pun oleh Korea Utara.