Moon mendorong "deklarasi akhir perang" sebagai cara untuk memulai kembali negosiasi yang sangat alot.
Presiden Korea Selatan Moon Jae-in berjanji pada Senin (3/1), akan menggunakan masa-masa terakhir dari jabatannya untuk menekan terobosan diplomatik dengan Korea Utara, meskipun ada keheningan publik dari Pyongyang atas upayanya untuk deklarasi perdamaian antara kedua belah pihak.
"Pemerintah akan mengejar normalisasi hubungan antar-Korea dan jalan perdamaian yang tidak dapat diubah sampai akhir," kata Moon dalam pidato tahun baru terakhirnya sebelum masa jabatan lima tahunnya berakhir pada Mei 2022. "Saya berharap upaya dialog akan berlanjut di pemerintahan berikutnya juga."
Dalam pidatonya sendiri pada malam tahun baru, pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un tidak menyebutkan seruan Moon untuk sebuah deklarasi yang secara resmi mengakhiri Perang Korea 1950-1953, atau pembicaraan denuklirisasi yang terhenti dengan Amerika Serikat.
Moon mengadakan, beberapa pertemuan puncak dengan Kim, termasuk sekali di Pyongyang, selama negosiasi yang kacau pada 2018 dan 2019, sebelum pembicaraan terhenti di tengah ketidaksepakatan atas tuntutan internasional agar Korea Utara menyerahkan gudang senjata nuklirnya, dan seruan Pyongyang untuk Washington dan Seoul untuk meringankan sanksi dan menghapus kebijakan yang merugikan lainnya.
Moon mendorong "deklarasi akhir perang" sebagai cara untuk memulai kembali negosiasi yang sangat alot dan pemerintahannya telah mengisyaratkan diskusi melalui saluran belakang.