Dunia

Korsel: Korut usulkan jalur baru udara lewat Semenanjung

Korsel mengungkapkan, baru-baru ini Korut mengusulkan jalur baru udara melalui kedua negara, menyusul hubungan bilateral yang mulai mencair.

Selasa, 08 Mei 2018 18:59

Korea Selatan (Korsel) mengungkapkan, baru-baru ini Korea Utara (Korut) mengusulkan jalur baru udara melalui kedua negara. Usulan ini menyusul dengan mencairnya hubungan, usai pertemuan pemimpin mereka bulan lalu.

Pada pertemuan puncak bersejarah itu, pemimpin Korut Kim Jong-un setuju mengakhiri permusuhan militer terhadap Korsel di setiap daerah, termasuk ruang udara. Pun menghidupkan kembali pertukaran dengan Korsel, yang secara teknis berperang dengan Pyongyang.

Direktur badan penerbangan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) akan mengunjungi Korut minggu ini untuk membahas permintaan Pyongyang, membuka jalur baru udara ke Korsel, kata badan tersebut pada Jumat, dilansir Antara.

Penyiaran Jepang NHK mengatakan, dua pejabat badan PBB tiba di bandar udara Beijing, Senin, dalam perjalanan ke Pyongyang. Salah satu di antaranya mengaku, akan membahas keselamatan penerbangan dengan Korut.

Pada Oktober, badan tersebut mengutuk Korut atas peluncuran peluru kendali balistiknya, yang mengancam keselamatan penerbangan sipil internasional.

"Kami sadar apa yang diusulkan Korut adalah membuka rute penerbangan internasional yang akan menghubungkan FIR Pyongyang dan FIRA Incheon ke negara ketiga. Bukan rute penerbangan langsung antara Pyongyang dan Incheon," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Korsel Noh Kyu-duk dalam penjelasan rutin.

Dia menggunakan singkatan untuk merujuk ke wilayah informasi penerbangan masing-masing negara.

Jika itu dibangun, rute baru akan menjadi jalan raya lalu lintas udara untuk setiap penerbangan yang melewati wilayah udara kedua negara, menurut seorang pejabat pemerintah Korsel yang memiliki pengetahuan langsung tentang masalah tersebut.

Korsel sedang meninjau permintaan Korut dan belum ada yang diputuskan, tambah pejabat itu.

Sementara itu, negara seperti, Inggris, Prancis, Jerman, dan Amerika Serikat, menyarankan pesawat tidak terbang di wilayah udara Korut, karena peluncuran peluru kendali yang tidak diumumkan, bisa mengancam jet niaga.

Purnama Ayu Rizky Reporter
Purnama Ayu Rizky Editor

Tag Terkait

Berita Terkait