Indonesia memiliki modal 17% cadangan karbon biru dunia selain menjadi rumah bagi sekitar 11,5% lamun dunia.
Indonesia meluncurkan Profil Aksi Mitigasi Karbon Biru Lamun pada side events KTT Archipelagic and Island States (AIS) Forum di Bali, Senin (9/10). Dokumen tersebut diklaim bagian dari strategi mengatasi perubahan iklim dan meningkatkan potensi karbon biru.
"Ini juga akan berfungsi sebagai peta jalan bagi upaya Indonesia untuk melestarikan dan memulihkan habitat karbon biru, meningkatkan potensi penyimpanan karbon untuk kepentingan planet kita, dan generasi mendatang," kata Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, dalam keterangannya.
Menurutnya, ekosistem karbon biru memegang peran penting bagi masyarakat pesisir, yang ruang hidup dan penghidupannya berpotensi terdampak climate-related coastal risks. Misalnya, cuaca ekstrem, badai, erosi, dan banjir.
Berbagai risiko tersebut pun dapat mengakibatkan dampak sosial ekonomi, terancamnya keanekaragaman hayati, serta berkurangnya layanan ekosistem yang berpengaruh terhadap kelangsungan hidup manusia dan alam.
"Untuk mengatasi masalah-masalah perubahan iklim yang kompleks, kita membutuhkan komitmen dan solusi yang beragam. Profil Aksi Mitigasi Karbon Biru Lamun akan menjadi bagian peningkatan target kontribusi nasional (NDC) Indonesia dalam pengurangan emisi gas rumah kaca dan menjadi peta jalan untuk menentukan langkah menuju masa depan yang lebih berkelanjutan dan tangguh," tuturnya.