Para pemimpin Uni Eropa akan menggelar pertemuan darurat pada 10 April untuk membahas permintaan penundaan Brexit.
Pada Jumat (5/4), lewat surat yang ditujukan kepada Presiden Dewan Eropa Donald Tusk, Perdana Menteri Inggris Theresa May kembali meminta agar pemimpin Uni Eropa menunda tenggat Brexit yang semula ditetapkan pada 12 April menjadi 30 Juni.
May mengatakan dia kembali mencari penundaan karena sedang berupaya berkompromi dengan pemimpin oposisi dari Partai Buruh dan sedang mendesak anggota parlemen untuk bekerja sama dengannya demi mencapai konsensus.
Ini adalah kedua kalinya PM May meminta penundaan Brexit hingga 30 Juni dan seperti yang terakhir kali, permintaan itu kemungkinan akan ditolak oleh para pemimpin Uni Eropa.
Tusk justru menawarkan proposal lainnya yakni ekstensi fleksibel (flextension) hingga satu tahun. Dia mengusulkan untuk mendorong mundur tenggat Brexit satu tahun, tepatnya hingga 31 Maret 2020.
Namun, jika Inggris berhasil menyepakati draf Brexit sebelum tenggat itu, maka mereka dapat meninggalkan Uni Eropa lebih awal.