Kepulauan Solomon belum lama ini memutuskan hubungan dengan Taiwan dan berpaling ke China.
Perdana Menteri Provinsi Malaita Daniel Suidani mengatakan Amerika Serikat berjanji untuk mengembangkan pelabuhan laut dalam dan akan diundang untuk berpatroli di Kepulauan Solomon. Langkah tersebut menciptakan tempat berpijak Washington di tengah pengaruh Beijing yang meluas di wilayah itu.
Ikatan baru tersebut memberikan Barat kehadiran yang lebih kuat di Kepulauan Solomon yang baru-baru ini memutuskan hubungan dengan Taiwan dan beralih ke China.
Peralihan hubungan diplomatik itu bertepatan dengan dorongan investasi dari sejumlah perusahaan China, termasuk proyek penambangan emas senilai US$825 juta dan pembangunan infrastruktur di Pulau Guadalcanal.
PM Suidani mengatakan bahwa AS akan mengembangkan pelabuhan dan infrastruktur pendukung di Pelabuhan Bina, wilayah barat Provinsi Malaita.
Menurut Suidani, provinsi yang dipimpinnya tidak mengakui perubahan dalam hubungan dengan Beijing. Dia ingin AS dan sekutu regionalnya, termasuk Australia, untuk melawan setiap pembangunan atau penangkapan ikan ilegal di perairannya.