Ia dinyatakan bersalah atas penyalahgunaan kekuasaan dan konflik kepentingan serta dijatuhi hukuman delapan tahun penjara.
Mantan Perdana Menteri Thailand Thaksin Shinawatra mengatakan pada hari Sabtu (8/6) bahwa dia siap menghadapi tuduhan menghina monarki. Tuduhan itu menandai kemunduran politik serius di mana sekutunya saat ini berkuasa di pemerintahan.
Pengaduan tersebut, yang diajukan oleh militer royalis yang menggulingkan pemerintahan saudara perempuannya Yingluck Shinawatra, berasal dari wawancara yang diberikan oleh taipan berpengaruh tersebut kepada media asing pada tahun 2015. Tuduhan lainnya termasuk melanggar undang-undang kejahatan komputer.
Thaksin mengatakan dia akan bertemu jaksa pada 18 Juni, namun dia tidak khawatir dengan kasus tersebut dan siap untuk melawannya.
"Bukan apa-apa. Kasus ini tidak berdasar," katanya kepada wartawan dilansir Reuters.
Thaksin, 74, membantah melakukan kesalahan dan telah berulang kali berjanji setia kepada kerajaan, kritik terhadap hal tersebut dilarang berdasarkan undang-undang lese-majeste Thailand yang kontroversial, salah satu undang-undang yang paling ketat di dunia.