Dunia

Marcos Jr: Bunuh warga Filipina di Laut Cina Selatan bisa berarti perang

Secara khusus, terumbu karang terendam yang dikenal sebagai Second Thomas Shoal telah menjadi titik panas yang berbahaya.

Sabtu, 01 Juni 2024 11:25

Hubungan Manila dengan Beijing memburuk ke dalam wilayah yang berbahaya. Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr. memperingatkan bahwa jika seorang warga negara Filipina sengaja dibunuh dalam bentrokan dengan Penjaga Pantai China, hal ini “sangat mendekati apa yang kami definisikan sebagai sebuah tindakan perang.”

Marcos pada hari Jumat (31/5) menyampaikan pidato utama mengawali konferensi keamanan IISS Shangri-la Dialogue tahun ini di Singapura.

Pemimpin Filipina tersebut memperingatkan bahwa Manila akan merespons “sesuai” sementara sekutunya, Amerika Serikat, akan memegang “standar yang sama” dan mendukung Filipina dalam tindakan bersama apa pun.

Sinar laser yang sekilas membutakan mata pelaut Filipina hingga tabrakan di laut dekat pos terdepan militer, pertikaian antara kapal China dan Filipina makin tegang di Laut Cina Selatan yang penting secara strategis dan ekonomi. Kedua negara bersengketa di sana.

Secara khusus, terumbu karang terendam yang dikenal sebagai Second Thomas Shoal telah menjadi titik panas yang berbahaya. Di mana kapal-kapal China mengganggu kapal-kapal yang bertujuan untuk memasok garnisun Filipina di atas BRP Sierra Madre, sebuah kapal berkarat yang sengaja dikandangkan oleh pemerintah Filipina pada tahun 1999 untuk menegaskan kedaulatan di atas atol.

Arpan Rachman Reporter
Fitra Iskandar Editor

Tag Terkait

Berita Terkait