Upaya mencari solusi kian dipersulit situasi di Myanmar lantaran tidak ada progres penerapan 5 Poin Konsensus ASEAN-Myanmar.
Menteri Luar Negeri (Menlu), Retno Marsudi, menilai, kondisi warga Rohingya di pengungsian kian memburuk. Bahkan, 1,1 juta warga Rohingya di Cox's Bazaar, Bangladesh, rentan menjadi korban perdagangan manusia dan radikalisme.
Dalam pertemuan High-Level Side Event on "Rohingya Crisis", Retno menambahkan, upaya mencari solusi atas masalah tersebut kian dipersulit situasi di Myanmar. Pangkalnya, tidak ada kemajuan dalam penerapan 5 Poin Konsensus yang disepakati pemimpin ASEAN dan Myanmar.
"Tugas kita bersama untuk memastikan dunia internasional tetap memberikan perhatian bagi Rohingya," ucapnya di New York, Amerika Serikat (AS), pada Kamis (22/9) waktu setempat.
Indonesia merupakan salah satu co-host pertemuan High-Level Side Event on "Rohingya Crisis". Melansir situs web Kementerian Luar Negeri (Kemlu), kegiatan diselenggarakan bersama Bangladesh, Kanada, Gambia, Arab Saudi, Turki, Inggris, AS, dan Uni Eropa.
Kelima poin konsensus yang disepakati Myanmar dengan para pemimpin ASEAN meliputi mengakhiri kekerasan di Myanmar, dialog antara semua stakeholder, penunjukan utusan khusus, penyaluran bantuan kemanusiaan, dan kunjungan utusan khusus ASEAN untuk bertemu semua pihak.