Mahathir Mohamad menyerukan kajian ulang tentang kesepakatan perdagangan Kemitraan TPP, mengingat negaranya tak meraih keuntungan.
Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad menyerukan kajian ulang tentang kesepakatan perdagangan Kemitraan Trans-Pasifik (TPP). Menurut dia, negara dengan ekonomi kecil seperti Malaysia tidak diuntungkan dalam kesepakatan tersebut.
“Pakta perdagangan yang melibatkan Jepang dan Kanada seharus dipertimbangkan tentang tingkat pembangunan di berbagai negara,” kata Mahathir dalam wawancara dengan Nikkei, yang dipublikasikan Sabtu (9/6).
“Negara ekonomi kecil dan lemah harus diberikan kesempatan untuk melindungi produk mereka,” ujarnya. “Kita akan mengkaji ulang TPP,” tegasnya.
Ketegasan Mahathir mengkaji ulang TPP akan menjadi tekanan besar bagi pakta perdagangan beranggotakan 11 negara. Sebelumnya, pengusul utama TPP, yakni Amerika Serikat mundur setelah Presiden Donald Trump berkuasa. Dengan kesepakatan TPP, mereka akan mengurangi tarif perdagangan hingga 13% dari ekonomi global atau senilai US$10 triliun.
Mahathir sendiri tidak menolak signifikansi TPP. Namun dia juga tidak mengatakan akan meninggalkan TPP. Pemimpin berusia 92 tahun yang berhasil menumbangkan Najib Razak itu, memang banyak mengaji kebijakan yang dihasilkan Najib. Dia membatalkan proyek kereta cepat dengan Singapura serta mengaji ulang pembangunan jaringan kereta lokal senilai miliaran dolar.