Militer membantah tuduhan internasional bahwa mereka telah melakukan kekejaman terhadap warga sipil.
Militer Myanmar menyerang sebuah acara yang dihadiri oposisi pemerintah, pada Selasa (11/4). Media dan anggota gerakan perlawanan lokal melaporkan sedikitnya 50 orang tewas dalam serangan itu.
Mengutip penduduk di wilayah Sagaing, BBC Burma, Radio Free Asia (RFA), dan portal berita Irrawaddy melaporkan antara 50 hingga 100 orang, termasuk warga sipil, tewas dalam serangan itu.
Reuters tidak dapat segera memverifikasi laporan tersebut dan juru bicara militer yang berkuasa tidak menjawab panggilan telepon untuk wawancara.
Myanmar berada dalam kekacauan sejak kudeta tahun 2021. sejak itu perlawanan dari tentara etnis minoritas dan pejuang perlawanan yang menantang kekuasaan militer, sering dibalas dengan serangan udara dan senjata berat, termasuk di wilayah sipil.
Seorang anggota Pasukan Pertahanan Rakyat setempat (PDF), sebuah milisi anti-junta, mengatakan kepada Reuters bahwa jet tempur telah menembaki sebuah upacara yang diadakan untuk membuka kantor lokal mereka.